Sudah cukup lama saya memendam perasaan (uhuyyy) ingin mengunjungi Kawah Ijen yang terletak di Banyuwangi ituh. Beberapa liputan di TV dan artikel2 perjalanan yang saya baca semakin menunjukan keindahannya and for your information, blue fire yang ada di kawahnya itu cuma ada 2 di dunia, Ijen dan Islandia, see..how lucky we are as Indonesian, aren't we?. Keinginan ini bersambut ketika salah satu teman kos saya menawari ikutan open trip ke Ijen. Merasa tertarik lalu saya hubungi teman2 saya waktu trip ke Baduy dulu, sapa tau pada mau ikutan. Nah akhirnya ada 4 orang gokil yang berhasil 'dirayu' tanpa menghabiskan banyak waktu dan tenaga karena pada dasarnya mereka mau-an :p. Kali ini kita ikut open trip dari Langkah Kaki yang digawangi sama Afri dan Baron dengan total peserta 26 orang kalo ngga salah.
Jumat, 14 Agustus 2015 kami berlima udah siap di Stasiun Gambir untuk memulai perjalanan menuju Surabaya, karena meeting point memang di tentukan di Surabaya tengah malam nanti. Setiba di Surabaya kami masih sempat jalan-jalan, lumayanlah dapet tawaran tumpangan mobil sampai tengah malem dengan harga 200 rbu rupiah dibagi berlima. Nyari-nyari kuliner enak di daerah kedungdoro dan ga lupa mampir ke the legendary ice cream zangrandi. Taman Bungkul pun tak lupa kami kunjungi, bahkan sempat beli kitiran (baling-baling bambu). Sebagai mantan warga pendatang surabaya, keliling Surabaya selalu mengembalikan memory saya ke jaman-jaman absurd hidup sebagai mahasiswa di kota pahlawan bertahun tahun yang lalu (duh langsung berasa tua). Setelah cape puter2 kota dan sempet kongkow2 sambil ngadem dikit di salah satu convenience store, akhirnya kami diantar ke Stasiun Gubeng untuk bertemu dengan peserta yang lainnya.
Stasiun Pasar Turi |
Kedungdoro Food Street |
Zangrandi Ice Cream |
Perjalanan Surabaya - Banyuwangi memakan kurang lebih sekitar 7 jam perjalanan belum plus berhenti buat istirahatnya ya. Dan akhirnya kami sampai di kawasan Taman Nasional Baluran sekitar pukul 11 siang. Taman Nasional Baluran sendiri mempunyai luas total 25,000 Ha, pantes aja dari pintu masuk sampai ke Pantai Bama sendiri lamaaaa banget perjalanannya, sampe sempat tidur, bangun, tidur, bangun dan belom nyampe juga. Selama perjalanan pemandangan di kanan dan kiri jalannya adalah pohon2 kering berwarna kecoklatan. Karena pohon2nya kebanyakan kering jadi berasa kek autumn gtu deh hahaha dan kalo kebanyakan pohon kering gini pasti kemungkinan terjadi kebakaran hutan juga sangat besar that's why ada beberapa peringatan 'rawan kebakaran' yang dipasang di beberapa tempatnya.
-Pantai Bama-
Pantai Bama adalah pantai yang terletak di dalam kawasan taman nasional Baluran, kurang tau juga nama Bama ini diambil dari kata apa, kok malah yang terlintas di pikiran saya adalah dari kata Obama (ngawurr). Jenis pasir yang ada di pantai ini adalah pasir putih, sebenarnya disediakan juga spot untuk snorkling tapi waktu itu ga ada niatan snorkling jadi ga bisa cerita indahnya alam bawah lautnya. Banyak sekali monyet2 kecil dan hitam berkeliaran bebas di pantai ini, monyetnya kadang agresif tapi kadang ada yang baik juga. Jadi harap hati hati kalo membawa tas disini karena si monyet kadang bisa membuka resleting tas dan mengubek ubek apa yang ada di dalam tas kamu.
Pantai Bama |
Pasir putih di pantai Bama |
Pohon Bakau Terbesar Se-Asia |
Savana Bekol |
Ala-ala di Afrika |
Diantara batas langit dan bumi |
Indonesia Tanah Air Beta |
Ala ala Syahrini |
Kami sampai di pos Paltuding pukul 7 malam, dan karena saya belom mandi maka saya segera mencari toilet untuk membersihkan badan. Kirain airnya ngga begitu dingin tapi ternyataaa issshh biikin gemeretak gigi. Setelah mandi ala kadarnya dan makan malam kami mulai mendirikan tenda (yang mendirikan tenda si Afri ama Baron, kita cuma tinggal masuk aja :P). Kami berencana mulai pendakian pukul 2 pagi agar sempat melihat api biru dan matahari terbit dari atas. Pemandangan langit malam itu penuh dengan bintang dan udara dinginnya memaksa beberapa orang membuat api unggun untuk menghangatkan badan. Tepat jam 2 pagi eh setengah 3 pagi denk kami mulai berjalan di track pendakian. Menurut saya track naik ke atas tidak begitu susah, karena path-nya sudah jelas, namun debu, angin yang kencang dan udara dini hari yang menusuk tulang itu yang perlu diwaspadai para pendaki. Jika angin berhembus terlalu kencang, maka sebaiknya berhentilah berjalan dan saling bergandeng tangan. Di kelompok kami malah ada 2 orang anak kecil yang ikut naik ke puncaknya. Saya melihat juga banyak warga negara asing yang tidak segan membawa anak-anak kecil nya hiking ke Kawah Ijen.
Menanti terbitmu |
Salah satu track menuju kawah |
Sebenarnya kami sampai ke puncak sekitar pukul 4 pagi, sempat terlihat sedikit blue fire dari puncaknya, namun dikarenakan banyaknya orang yang lalu lalang naik turun ke kawah sehingga menghalangi pandangan mata saya untuk mengabadikan fenomena alam ini. Udara dingin semakin menusuk di pagi itu namun mau ga mau harus lepas sarung tangan agar bisa tetap mengabadikan keindahan alam kawah ijen yang cantik ini. Terima Kasih telah diberi kesempatan untuk melihat keindahannya :).
Kawah Ijen |
Ini nih yang bikin semakin cinta Indonesia |
Penambang Belerang |
Sewaktu di bawah kami bertemu dengan beberapa warga negara asing yang mungkin sedang menjalankan misi penjelajahannya terlihat dari mobil yang mereka bawa adalah mobil dengan plat nomor salah satu negara Skandinavia dan beberapa peralatan video lengkap khas pembuat film dokumenter. Kami ngga sempat ngobrol banyak tapi sempet berfoto bareng dengan mobil unik mereka itu :p.
Full Team |
Barengan para pendaki Merbabu |
4 komentar:
mupeng T.T
Tikaaaaa...
Ini trip yang gw mau ikutan sama Cahyo dan udah full katanya.
OMG. Ternyata karena eluuuuu :( *kidding
Nice trip.
Yang Papandayan ga di posting?
ahahhahahah belom berjodoh berarti ka kamu sama ijen,
iye nih yang papandayan lagi di draft belom jadi.. trimakasih ka sudah membaca :)
Post a Comment